Muda Kaya Raya, Mati Masuk Surga

   Masa muda itu saatnya bersenang-senang kongkow bareng teman-teman di restoran, terus nonton film terbaru. Eit, jangan lupa acara belanja baju gaul sebagai acara penutupnya. Kebayang kan serunya? Terus uangnya dari mana? Jangan khawatir Bro Sis, kita kan punya bank pribadi yang siap setiap saat memberi subsidi, tidak pakai ATM dan buku tabungan, tinggal telepon atau temuin dengan modal tampang memelas keluar deh "BLT"-nya. Hayo, bank apa namanya??? Iya betul, "bank ortu" namanya. Wah, ini namanya bukan anak muda yang keren, tapi "kere", nggak ada bedanya dengan pengemis di jalanan yang bisanya nadahin tangan di bawah terus. Kalau mau keren, jadi anak muda yang kaya raya dong, bukanya sekedar jadi anak orang kaya. Emangnya bisa?? Gimana caranya?? Eh, masih nanya. Kan sudah dijelaskan di depan. Cuma ada satu jalan yang dijamin halal. Eng... ing... eng... jadilah pengusaha. Emangnya kenapa sih, harus jadi kaya di usia muda?

   Pernahkah terbayang bagaimana respon orang tua kita ketika suatu saat kita berkata, "Pak, Bu, mulai hari ini aku mau belajar mandiri. Semua biaya sekolah/kuliah, biaya beli baju, beli pulsa, sampai transportasi, aku yang tanggung sendiri. Soalnya aku sudah punya usaha sendiri dan cukup biayain semuanya sendiri." Wajah bapak kita pasti tersenyum bangga. Ibu kita akan menangis haru kemudian memeluk kita dan bilang, "Nak, bapak dan Ibu bangga punya anak seperti kamu." Orang tua kita pantas bangga karena jarang sekali anak seusia kita yang bisa mandiri. Lebih keren lagi kalau kita bisa kasih hadiah untuk kedu orang tua lalu membantu biaya bulanannya. Wah, wah, itu baru anak yang membanggakan. Dijamin deh, orang tua kita akan woro-woro 'ngumumin' (memberi pengumuman) ke seantero jagad kalau mereka bangga punya anak seperti kita. Duh, senangnya.

   Bagi kita yang sudah masuk proses lamar-melamar kerja, biasanya hal yang paling sensitif adalah sesi nego tentang gaji. Mau mengajukan gaji tinggi khawatir nanti ditolak perusahaan karena ketinggian. Mau mengajukan gaji rendah nanti malah menyesal karena kerendahan. Wah, repot pokoknya. Enaknya jadi pengusaha kaya di usia muda. Kita bisa mengatur sendiri gaji yang diinginkan. Mau gaji tinggi, monggo 'silahkan' atau mau gaji cukupan hayo aja. Itu semua bisa diatur dan disesuaikan dengan target pencapaian usaha. Enaknya kita bisa mengatur kapan waktu paling pas buat nikah, beli mobil, beli rumah, mau meneruskan sekolah lagi, atau yang lainnya.

   Nah, kalau kita makan bakso paling enak kan pas hangat-hangatnya, begitu juga memulai usaha. Memulai usaha adalah saat-saat yang memerlukan energi besar untuk terus mencoba menemukan ramuan yang pas untuk menjalankan usaha yang "gue banget", mulai fisik yang prima (harus tahan banting) karena waktu kerja diluar kewajaran, semangat juang 45 (yang tidak mudah menyerah), kreativitas tiada henti, bahkan terkadang memerlukan kenekatan untuk memulai sesuatu yang tidak biasa (tentunya yang positif). Semuanya bisa dilakoni dengan mudah kalau kondisi sang pengusaha lagi hangat-hangatnya (baca: semangat) seperti kita-kita ini. Hayo, mumpung masih hangat (baca: semangat), berusahalah terus anak muda!

   Orang muda punya idealisme/style sendiri dan biasanya keukeuh 'kuat' banget mempertahankannya. Pernah terpikir punya kantor yang suasana ruangannya, budaya kerjanya, dan seragam kerjanya "kita banget" style-nya? Kalau style kita pecinta tradisional etnik jawa misalnya, suasana kantornya dibuat kesan keraton, budaya kerjanya pakai ewuh-pakewuh (baca: budaya hormat-menghormati atau kesungkanan), dan seragam kerjanya blangkon-an plus konde-an (wah, seru juga ya?). Format kerja perusahaan yang unik itu semua bisa kita wujudkan kalau kita yang punya usaha. Wuih, itu baru namanya anak muda yang punya idealisme, tapi tetap menghasilkan.

   "aktivitasnya apa nih, Mas?" tanya seorang gadis kepada seorang pemuda. "Saya masih sekolah, tapi sudah punya usaha isi pulsa." "Wuih, hebatnya. Boleh dong, kapan-kapan aku diajarin caranya usaha." Itu sekelumit cuplikan adegan dua orang siswa SMK yang sedang menunggu bus (adegan selanjutnya terserah mereka, karena memang kita tidak membahas tentang adegan, hehehe). Seseorang disebut berprestasi kalau mampu melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh orang pada umumnya. Salah satunya jadi pengusaha kaya di usia muda. Efek sampingnya dari disandangnya status "prestasi" ini adalah meningkatkan percaya diri para pelakunya. Akibatnya, timbul efek-efek yang diinginkan, yaitu lebih produktif dalam beraktivitas (keren, kan?).


   Lalu, apakah ada bukti kalau remaja-remaja yang sudah sukses mendulang rezeki bisa meraih keuntungan di dunia ini? Nih, buktinya remaja sukses yang nyata.

Elang Gumilang (Pengusaha Developer)

   Kalo yang jadi pengusaha developer perumahan sudah berumur (usia 40-an keatas), itu sih biasa. Tapi kalau yang menjadi juragan perumahan masih berusia 23 tahun, itu sih huebaaat puoll (hebat sekali)... Yap, dunia bisnis yang dikenal keras ini punya ikon muda yang digadang-gadang bakal menjadi penerus sang maestro property, mbah Ciputra. Elang Gumilang namanya. Pemuda yang masih aktif belajar di IPB ini memulai terjun dibisni perumahan sejak tahun 2005. Satu keinginan mulianya, yaitu membantu orang-orang miskin yang tidak mampu membeli rumah karena saking mahalnya harga. Berangkat dari modal patungan dengan teman-temannya, mulai deh Kang Elang ini membangun satu sampai dua rumah yang murah meriah yang dibanderol per rumah cuman 23 juta rupiah. Dengan menggandeng perbankan, membuat cicilan rumah jadi sangat terjangkau. Tanpa terasa hingga kini sudah ratusan rumah yang dibangun. Omset yang didapatkannya pun tidak main-main, tidak kurang dari Rp 20 miliar per tahunnya. Ratusan karyawan dan tukang bangunan menggantungkan penghasilan mereka sehari-hari di perusahaannya si Elang ini, Dahsyat, kan? Masih muda tapi sudah bisa bantu banyak orang. Efek sampingnya, ya, jadi miliarder muda.

Ikra Negara Kusuma Ningrat (Juragan Burger)

   Bagi yang doyan burger, tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri ataupun ke resto lisensi luar negeri. Coba deh, burger hasil kreasi anak Indonesia ternyata tidak kalah enaknya. Tapi yang penting rasanya Indonesia banget, pas di lidah. Saat ini, banyak juragan burger yang bermunculan di Indonesia, salah satunya juragan burger dari kota udang, Cirebon. Usianya masih muda, 23 tahun, tapi keterampilan bisnisnya tidak kalah dari yang senior. Namanya Ikra Negara Kusuma Ningrat (dari namanya kelihatan nasionalis banget, kan?), mahasiswa semester 5, STMIK IKMI Cirebon, biasa dipanggil Zico (agar lebih mudah karena namanya yang panjang, katanya). Bermula dari hobinya makan burger, kemudian akhirnya punya outlet burger yang terkenal dengan nama "Ajib Burger". "Sesuai dengan namanya, rasa burger-nya juga ajib (baca: enak)", kata penggemarnya. Karena rasanya yang OK dan bahan-bahan yang dipakai berkualitas, "Ajib Burger" dapat diterima oleh pasar dan hingga kini banyak para mitra yang berdatangan ingin bekerja sama. Wilayah penyebaran outlet-nya pun sudah sampai luar Jawa lho, bahkan sampai ke Papua. Si Zico memang "ajib", bisa menyulap hobi jadi hoki.

Dian Wahyu Utami (Saudagar Busana)

   Usianya masih belasan tahun, tepatnya 19 tahun, tapi prestasi bisnisnya dahsyat luar biasa mengagumkan. Hasil karya busana Dian Pelangi (begitu ia biasa dipanggil) sudah jalan kemana-mana lho, sampai ke luar negeri segala. Hebat, kan? Terhitung setidaknya Melbourne (Australia), London (Inggris), dan Abu Dhabi (Arab) sudah merasakan keindahan busana Dian Pelangi. Hinggga saat ini sudah beberapa outlet yang didirikan, mulai dari kota Jakarta, Surabaya, Medan, Pekanbaru, hingga outlet yang ada di luar negeri, seperti di Malaysia dan Australia. Kesuksesan yang diraih Dian saat ini tidak datang begitu saja. Awalnya, perjuangan keras juga sempat dilaluinya mulai dari mendesain kemudian menjahit dari benang menjadi busana hingga promosi ia lakukan sendiri. Karya-karya Dian dapat diterima oleh pasar karena memiliki karakteristik yang unik, bahkan cenderung ekstrem bertentangan dengan mode yang ada saat itu. Tapi, itulah yang menjadi magnet karya Dian. Dengan banderol harga yang variatif bergantung masal sekitat 100 ribu rupiah hingga 800 ribu rupiah atau private desig yang dibuat sekitar 1 juta rupiah hingga 5 juta rupiah. Bravo buat Dian, contoh pengusaha mudah yang bisa berkembang lewat skill (keterampilan) merancang busana yang dipunyai.

Benedict T. Canoscha (Pengusaha Software)

   Usianya belum genap 20 tahun, tepatnya 18 tahun, tapi jangan ditanya tentang prestasi bisnisnya. Pemuda dari Amerika ini pernah dinobatkan sebagai salah satu pengusaha muda terbaik Amerika Serikat. Bisni piranti lunaknya yang diberi nama Comcat sudah memiliki lebih dari 50 pelanggan yang berasal dari berbagai institusi pemerintah di seluruh AS. Omset yang diperoleh Comcat mencapai USD 6 juta per tahun. Di samping sebagai pengusaha, Canoscha punya hobi menulis buku bertema motivasi bisnis dan salah satu bukunya yang berjudul My Start-Up Life: What a (Very) Young CEO Learned on His Journey Through Silicon Valley termasuk buku best seller. Itu semua diraihnya dengan melakukan hal-hal yang tidak biasa bagi remaja seusianya. Ketika teman-tman sekolahnya asyik berkencan dengan pacarnya, Canoscha malah asyik membangun bisnisnya. Canoscha sudah membuktikan dengan menunda "kesenangan" yang tidak terlalu urgent malah bisa mendapatkan kesenangan yang sesungguhnya dikemudian hari, yaitu kesuksesan dalam dunia bisnis. 

 Jhonny Earle (Pengusaha Kaos Kreatif)

   Kalo di Indonesia ada "Dagadu" atau "Jogger" untuk kaus kreatif, di Amerika ada salah satu merek yang populer, namanya kaus "Jhonny Cupcake". Dengan menembak segmentasi khusus anak muda, sang pemilik yang masih berumur 22 tahun ini berhasil mendapatakn perahtian lebih di mata pecinta kaus, terutama dari kalangan usia muda. Tidak hanya di Amerika, Kaus kreatif ini digemari juga di beberapa negara lain seperti Perancis, Belanda, Canada, dan Skotlandia. Bisnis kaus kreatif ini mampu meraup omset USD 3.7 juta per tahun. Kreatifitas memang tiada matinya, apalagi kalau menghasilkan, mantap tenan (baca: banget). Ayo, orang muda yang merasa kreatif, majulah terus!

Mark Zuckerberg (Pemilik Facebook)

   Siapa yang tidak kenal facebook? Saat ini, jejaring sosial facebook sangat populer disemua kalangan di hampir seluruh dunia karena mampu menampilkan menu lengkap, mulai chatting hingga mencari teman-teman lama hanya dengan menggunakan fasilitas yang ada di facebook. Sungguh, prestasi yang luar biasa mengingat awalnya facebook ini dibuat hanya untuk internal siswa Harvard College dan saat ini sudah jutaan orang yang menggunakan fasilitas facebook. Pemuda pendiri facebook berusia 25 tahun ini pun memetik hasilnya saat ini dengan mengantongi kekayaan mencapai 1,5 miliar dolar AS dan memiliki nilai jual perusahaan mencapai USD 15 miliar. Kebayang kan jumlah nolnya jika dirupiahkan? Yap, Mark Zuckerberg telah memberikan bukti bahwa sesuatu hal yang dimulai dengan sederhana tetapi dikembangkan terus-menerus suatu saat akan menjadi spesial dan akan dibayar dengan mahal. Think big, but start small.

   Demikian artikel Bab 2 | Muda Kaya Raya, Mati Masuk Surga. Semoga bermanfaat dan menjadi bara penyemangat! 
   Jadikan artikel ini berguna, dengan segeralah memikirkan ide sukses kamu, kedepan sekarang!
Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain
Tautan disalin ke papan klip!