Tidak Cukup Modal Dengkul

   Hampir semua orang muda, bahkan orang tua kepingin banget jadi pengusaha karena banyak sekali enaknya. Nyatanya, yang kepingin banget jadi pengusaha kemudian jadi pengusaha beneran bisa dihitung dengan jari dibandingkan dengan yang sekedar kepingin doang tapi tidak jadi-jadi. Satu alasan yang paling sering diajukan adalah ketidak punyaan modal dan selalu dihubungkan dengan uang. Padahal kalau kita mau curhat sama pelaku usaha yang sudah eksis, ternyata modal mulai usaha tidak melulu uang. Ada modal-modal lain yang harus disiapkan dan dijamin pasti membuat kita ready mulai usaha.

   Pernahkah merasakan, ketika waktu besok mau ujian akhir kenaikan kelas tiba-tiba malam harinya hanya dengan hitungan jam seluruh pelajaran yang diajarkan selama satu semester kita lahap habis? Anehnya, yang biasanya pas diajarkan guru sehari-hari di kelas nggak mudeng tiba-tiba mendadak nyantol saat itu juga. Wow, amazing (walaupun cara ini tidak dianjurkan karena membawa efek samping kepala nyut-nyut, otak snut-snut, mata kerliyep, bila efek berlanjut hubungi dokter terdekat)! Bukan sulap bukan sihir, inilah kerja otak kita. Otak kita yang maha canggih ini mampu diajak bekerja diluar kebiasaan bila dikondisikan dalam keadaan terdesak, berikutnya organ tubuh lain menyesuaikan, mata kemudian tiba-tiba melek 1000 watt (tidak memakai bantuan kopi satu drum) tubuh tiba-tiba bugar (tanpa kenal lelah), akibatnya produktivitas diri meningkat tajam. Hal ini pulayang bisa kita gunakan dalam memulai usaha, pakai keterdesakan yang kita miliki. Keterdesakan sendiri ada yang timbul secara alamiah atau memang sengaja dikondisikan. Om Bob Sadino, Kakek Ciputra, dan Ibu Tatik Hartatik memiliki keterdesakan alamiah, yaitu hidup sangat-sangat miskin ketika masa kanak-kanak sehingga mendorong mereka untuk segera keluar dari kondisi serba kekurangan tersebut dengan memulai usaha. Bagi kawan-kawan yang punya kondisi sama dengan mereka, jangan bersedih. Berbanggalah karena anda sudah punya modal yang sama dengan pengusaha sukses itu. Beda halnya dengan kisah Pak Suhardjupri (pengusaha software support pom bensin dari Surabaya) yang memaksa orang tuanya menghentikan subsidi biaya hidup saat mulai kuliah sehingga membuat beliau memutar otak dengan keras untuk bisa bertahan denan memulai usaha. Ini namanya keterdesakan yang sengaja dikondisikan (berani mencoba?). Kalau masih terasa berat, minimal buatlah keterdesakan dengan merasa malu karena hingga saat ini belum bisa memberikan apa-apa kepada orang tua kita. Pokoknya, mendesaknya itu seperti bisul yang hampir pecah atau pingin puph tapi kamar mandinya lagi dipake orang, hehe....

Modal Pertama:

   Target yang Mendesak 

   Para maestro dibidang apa pun, entah itu olahraga, akademisi, bahkan pengusaha sekalipun, tidak berawal dari kondisi mampu, tapi dimulai dari sikap mau. Sebut saja Christiano Ronaldo, sang maestro sepak bola yang konon katanya gaji setahunnya hampir sama dengan APBD satu kota di Indonesia. Awalnya, Ronaldo mencari tahu caranya bermain bola kemudian mau mencoba main bola. Dia mau sabar latihan bola terus dan ending-nya dicap orang yang mampu bermain bola. Kemauan ini bisa muncul kalau kita punya mimpi dan public figure yang mau kita tuju karena hal ini sangat membantu memberi gambaran konkret hasil yang mau kita tuju. Lebih dahsyat lagi jika ditulis. Kalau perlu beri foto real-nya mimpi plus idola yang mau kita kejar plus ditaruh di tempat-tempet yang sering kita lewati (kamar tidur, kamar mandi, dan kamar makan). Dijamin deh, pasti terbayang-bayang terus, bahkan terbawa mimpi. Ini sangat mujarab untuk mengobati semangat kita yang lagi loyo saat memulai usaha. Jadi pengusaha muda kaya, mau???

   Biasanya sobat muda suka panas-panas tahi ayam (ups, maaf), maksudnya didepan semangat, tigam sampai empat hari kemudian loyo. Nah, supaya tidak "pantai" (panas-panas tahi ayam), kita perlu menulis apa yang paling ingin kita capai dalam jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya, jangka pendek mau beli HP baru dengan hasil usaha sendiri dan jangka panjang mampu bayar kuliah sendiri.

Modal Kedua:

   Kreativitas Ide Bisnis

   Jangan Pernah membicarakan modal uang untuk usaha sebelum menentukan apa dulu ide bisnisnya. Dijamin pasti kabur bin gelambyar alias tijak jelas sama sekali dan akhirnya pasti tidak mulai. Cara menentukan ide bisnis sangatlah simpel karena dalam dunia usaha "nyontek" itu halal, bahkan dianjurkan. Ada dua jurus mencontek halal dalam dunia usaha. Pertama, ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Misal, di Surabaya ada rawon setan yang terkenal dengan daging sapi, kemudian kita modif saja menjadi rawon dengan daging kambing dan diberi nama rawon iblis (sapi kan sahabatan dengan kambing, persis seperti persahabatan setan dan iblis). Kalau sudah tidak mempunyai ide untuk modifikasi, pakai saja jurus mencontek yang kedua, yaitu ATP (Amati, Tiru, "Plek"). Udah deh, pokoknya kalau ada usaha yang ramai langsung aja bikin usaha yang sama. Tentunya tetap menerapkan cara-cara yang etis dengan tidak bohong, karena zaman sekarang lagi nge-trend samanisasi tidak melulu diferensasi. Buktinya, banyak bentuk mobil, motor, dan produk-produk lain yang mirip sekali, bahkan sama walaupun berbeda merk. Yang paling penting, tentukan dulu mau usaha apa??? (kalau masih bingung, baca bagian "Ide Bisnis ala Anak Muda").

Modal Ketiga:

   Kenalan (Jaringan), Kalau Masih Malu-Malu Kucing Jangan Pernah Membayangkan Untuk Usaha yang Gede

   Mau usaha sebesar apa pun dan dibidang apa pun, kita tetap membutuhkan orang lain untuk men-support kita. Memangnya untuk apa kita memerlukan orang lain? Eit, jangan salah. Kalau buka usaha, kita kan butuh orang lain untuk membeli produk. Belum lagi kalau minim dipendanaan, kita butuh support orang lain sebagai pemodal. Tentang bahan baku, kita juga butuh orang lain sebagai pemasok. Yang paling penting kita butuh orang lain sebagai partner kerja, bisa jadi rekan usaha ataupun karyawan. Itu semua makin mudah kalau kita sudah punya stok kenalan yang banyak, karena basic dari interaksi antar manusia adalah kepercayaan. So, mulai sekarang catat kembali semua orang yang kita kenal, bisa dari keluarga/saudara, teman-teman (sekolah, seperjuangan, kuliah, dan lain-lain) atau orang yang kita temui setiap harinya. Lebih mantap lagi kalau kita sempat silaturahim, minimal say hello via sms, email, ataupun yang lain sebagai pengingat. Jangan pelit-pelit senyum dan sapa, bahkan mengulurkan bantuan tenaga dengan ikhlas tanpa pamrih yang kelak menjadi investasimu sebagai pebisnis.

Modal Keempat:

   Kerjakan Segera!!!  

   Sudah hukum alam yang namanya sesuatu butuh proses untuk terbentuk. Kita saja yang ganteng-ganteng dan cantik-cantik ini awalnya dari bayi lucu yang bisanya cuma "oek" saja, terus belajar tengkurap, merangkak, berdiri, berjalan, berbicaara, dan seterusnya sampai jadi sekarang ini. Semua butuh proses serta waku yang tidak bisa bim salabim 'tiba-yiba ada' langsung jadi. Begitu pula menjadi pengusaha muda, butuh waktu saat memulai usaha, apalagi yang tidak pernah mulai-mulai (kebayang waktu nunggunya, capek deh). Satu-satunya yang membedakan pengkhayal kelas berat dengan pengusaha muda kaya adalah tindakan. Sama-sama tahu ilmunya jadi pengusaha (baca artikelnya sama, ikut seminarnya bareng) dan sama-sama membuat mimpi besar. Si pengkhayal kelas berat masih asyik duduk berandai-andai, sedangkan pengusaha muda kaya segera mencobanya. Hasilnya tentu sangat beda sekali. Ibarat langit dan bumi. Yang satunya masih jadi sang pemimpi abadi dan yang satunya mampu mewujudkan mimpinya menjadi pengusaha muda kaya. So, Kawan, segeralah memulai agar suksesnya tidak bosan karena terlalu lama menunggu. (Bingung cara mulainya??? Baca bagian berikutnya, ya)



   Oke Bab 3 | Tidak Cukup Modal Dengkul, penjelasan tentang apa saja modal usaha itu, bagaimana usaha, seperti apa mensikapi modal usaha. Dirasa cukup, maka kita akhiri terlebih dahulu. Salam semangat! Dan Sukses!
Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain
Tautan disalin ke papan klip!