Pengusaha yang "I Love You Full"

Kalau disuruh memilih jadi pengusaha sukses yang usahanya berkembang terus sama jadi pengusaha yang dari mulai sampai tua segitu-gitu aja usahanya, jumlah tokonya tidak nambah-nambah, jumlah karyawannya tetap, bahkan berkurang terus karena tidak kerasan, maka jawab pasti kompak, "Mau jadi pengusaha sukses, dong!". Pengusaha sukses punya satu kesamaan, Kawan. Mereka selalu "dicintai" soulmate-nya. "Bentar-bentar, Mas, ini ngomongin jadi pengusaha atau jadi playboy, kok pake soulmate segala?". Soulmate itu maksudnya orang-orang yang punya peranan vital banget dengan jalannya usaha kita.

Soulmate-nya pengusaha itu yang pertama adalah supplier, karena tanpa supplier tidak ada bahan baku atau bahan pendukung untuk menjalankan usaha kita. Misalnya, kalau usaha digital printing pasti punya supplier kertas, tinta, dan sebagainya. Soulmate yang kedua adalah karyawan atau team. Kebayang kan kalau tidak ada team yang men-support usaha kita, mulai dari membersihkan toko, melayani customer, menghitung uang, sampai menjaga keamanan, kita lakukan sendiri. Wuih, repot banget! Soulmate yang ketiga adalah investor atau penyuntik dana. Ini dia yang membantu saat kita butuh tambahan modal di awal usaha, bahkan untuk mengembangkan usaha. Soulmate yang keempat adalah customer atau pembeli. Yang menyebabkan cashflow usaha kita segar terus karena da yang membeli produk kita. Yang terakhir, soulmate pengusaha namanya adalah lingkungan. Sudah kewajiban pengusaha untuk membawa manfaat bagi lingkungan, misalnya dengan merekrut karyawan dari daerah sekitar sehingga bisa mengurangi pengangguran atau ajdi sponsor kalau ada kegiatan umum yang diadakan oleh lingkungan sekitar. "Terus-terus, bagaimana caranya agar dicintai soulmate?" Nah ini dia rahasianya...

Wajib Cerdas!


Cerdas beda banget dengan sekedar pintar. Ciri orang cerdas selalu bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada, dapat berpikir dan bertindak cepat, yang dihasilkan selalu menjadi solusi untuk semua permsalahan yang ada. Satu lagi ciri orang yang membedakan orang cerdas adalah menjadi pendengar yang baik sehingga mampu memilih dan memilah masalah serta manfaat dalam satu waktu. Pengusaha yang cerdas selalu bisa menjadi tumpuan solusi bagi karyawannya, bahkan dijadikan panutan mengenai budaya bekerja. Bagi costumer, pengusaha yang cerdas mampu memberikan pelayanan yang terbaik yang selalu mampu memenuhi kebutuhan serta ekspektasi mereka. Bagi investor, pengusaha cerdas merupakan jaminan mutu untuk menjada keamanan dana yang disuntikkan dengan mendatangkan keuntungan. Untuk para supplier, bekerja sama dengan pengusaha yang cerdas jadi keasyikan tersendiri karena mampu menyeimbangkan antara sistem pembyaran yang lancar dan permintaan barang yang terus-menerus. Hanya dengan kecerdasan, sang pengusaha mampu mengembangkan usahanya. Efeknya, kemanfaatan ke lingkungan semakin gede. Terus, sumbangannya nambah juga dong, seiring majunya usaha.

Bisa Dipercaya


Ini dia intinya dari usaha. Tanpa "kepercayaan" (bahasa sansekertanya: trust), usaha sebagus apa pun, pengusaha sehebat apa pun, tidak akan berjalan. Sang investor mau menanamkan uangnya sebagai modal karena percaya dengan kemampuan dan pengalamn sang pengusaha. Para team (karyawan) bersedia gabung kerja karena percaya penghidupannya bisa lebih baik dan bisa mengembangkan diri. Customer membeli barang juga karena percaya kita mampu memuaskan mereka dengan produk dan pelayanan yang optimal. Karena percaya barangnya bisa dibayar dengan lancar, sang supplier mau men-supply barangnya kepada kita. Lingkungan juga akan memberikan dukungan yang luar biasa karena percaya usaha kita mampu memberi manfaat, bukan memberi kerugian. Cara mudah untuk dipercaya adalah dengan menjanjikan apa yang kita lakukan dan melakukan apa yang kita janjikan. Buatlah kesepakatan di awal mengenai apa yang kita kerjakan dan apa yang mau kita capai, kemudian kita harus mengerjakan apa yang sudah disepakati. Terakhir, catat apa yang sudah kita capai.Biasakan selalu evaluasi apa pun hasilnya dengan membandingkan perencanaan di awal dan hasil yang dicapai di lapangan.

Semua orang paling sebel kalau dibohongi. Investor bisa naik darah kalau bisnis plan yang kita ajukan hanya awu-awu (baca: abu-abu) belaka. Parahnya, laporan yang diberikan sekedar rekayasa untuk menyenangkan hati investor. Buntutnya, kita bisa di-blacklist dari daftar pengusaha yang layak dipercaya. Bahkan, kita bisa dilaporkan ke polisi karena menggelapkan uangnya orang (mudah-mudahan kita tidak termasuk, ya?). Pembeli pasti mengeluarkan sumpahserapah kalau tahu abrang yang dibeli ternyata berbeda dengan yang dijanjikan, pasti kapok tidak mau bertransaksi dengan kita lgi dan dijamin kejelekan kita pasti di-woro-woro-in (baca: disebarkan) ke seantero dunia dengan bantuan mbah facebook dan eyang twitter. Parahnya lagi, team (karyawan) kita ikut-ikutan tidak jujur kepada kita, mulai nilep uang setoran sampai mengambil barang dagangan diam-diam (kena batunya, kan?). Para supplier pasti melakukan gerakan boikot tidak mau lagi men-suply bahan baku pada kita karena sudah tidak percaya lagi sebab sering dibohongi. Nyatanya belum bayar, tapi ngakunya sudah. Solusinya, kita harus jujur menjalankan usaha karena hanya dengan jujurlah kepercayaan itu muncul. Eit, jangan lupa, ada yang mengawasi kita lho, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, tidak pernah mengantuk layaknya pak satpam, tidak pernah low batt seperti kamera. Pokoknya on terus, siapa lagi kalau bukan Allah Sang Maha Mengetahui. Ingat mati, Kawan!

Senang Berbagi


Sudah sifat dasar manusia senagn berbagi. Buktinya, coba deh, rasakan bagaimana setelah kita memberi sesuatu kepada orang yang membutuhkan. Rasanya ada yang plong 'lega' gimana gitu di hati. Nah, itu namanya bahagia. Sebaliknya, manusia juga sangat senang jika diberi, apalagi yang diberikan sesuai dengan keinginan kita. Sang investor akan senang jika dibagi keuntungan usaha yang sesuai dengan porsi modal yang disuntikkannya, apalagi dirasa lebih wah, bisa senang tujuh hari tujuh malam. Customer tidak kalah senangnya jika pelayanan dan produk yang kita bagi dengan mereka sesuai dengan yang dibayarkan, apalagi melebihi ekspektasi mereka. Team kita akan tersenyum bahagia jika penghasilan yang dibagikan kepada mereka sesuai dengan apa yang dikerjakan. Lebih mantap lagi jika ditambah bonus bila ada yang berprestasi. Yang tidak kalah puasnya, ya, supplier karena kita berbagi dengan membayar tepat waktu plus sesuai dengan barang yang kita ambil. Hasil berbagi kita juga harus bisa dirasakan oleh lingkungan. Indikasinya lingkungan jadi semakin aman. Ada perkembangan fisik sejak usaha kita ada di sana. Nah, mulai saat ini biasakanlah untuk berbagi dengan soulmate kita secara adil, kemudian lihat apa yang mereka bagikan untuk kita.



Selesai sudah..
Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain
Tautan disalin ke papan klip!